Forum SMA 3 Bogor
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Forum SMA 3 Bogor

Forum Silaturahim barudax SMA 3 Bogor
 
HomeGallerySearchLatest imagesRegisterLog in

 

 Persistensi seekor semut

Go down 
2 posters
AuthorMessage
rud1man
Jendral
Jendral
rud1man


Male
Number of posts : 263
Age : 44
Lokasi : Al Ihya Bogor City
Registration date : 2008-06-26

Persistensi seekor semut Empty
PostSubject: Persistensi seekor semut   Persistensi seekor semut EmptySat Jan 24, 2009 5:08 pm

Dalam sebuah peperangan, Kaisar Timur Leng (Temur; Tamerlane; raja Mongolia) pernah terdesak oleh musuh hingga ia terpisah dari pasukannya. Sang Kaisar berusaha menyelamatkan diri dari incaran pasukan musuh dengan bersembunyi di salah satu pemukiman penduduk. Ia memilih sebuah kandang kerbau sebagai tempat persembunyiannya.

Sambil menunggu keadaan sampai benar-benar aman, Timur Leng memperhatikan tingkah laku seekor semut hitam yang kebetulan berada di dekatnya. Semut itu sedang membawa remah makanan yang ukurannya lebih besar dari badannya, dan mencoba menaiki dinding kandang. Pada saat berusaha naik, belum sampai separuh tinggi dinding tersebut, semut itu terjatuh. Sang semut tidak menyerah, ia mencoba lagi naik ke dinding dengan tetap membawa remah makanannya. Peristiwa yang sama terulang kembali, sang semut jatuh lagi.

Semut hitam itu mencoba lagi usahanya, menaiki dinding dan tetap membawa remah makanannya. Lagi-lagi ia gagal. Tapi ia tidak mau menyerah, dia coba lagi. Jatuh lagi. Dia coba lagi! Tapi jatuh lagi. Dia coba lagi! Tapi jatuh lagi. Dia coba lagi! Tapi jatuh lagi. Begitu seterusnya...

Timur leng terus memperhatikan perilaku sang semut hitam sambil tersenyum. Sang Kaisar bergumam dalam hatinya, "Bodoh sekali semut ini! Sudah tahu dia nggak akan bisa bawa makanan ke atas dinding, tapi tetap saja bandel. Kok nggak kapok sudah jatuh berkali-kali." Iseng-iseng Sang Kaisar menghitung berapa kali semut itu naik dan jatuh.

Sudah 50 kali semut hitam itu berusaha naik dan jatuh, tapi ia lakukan lagi usahanya yang ke-51. Gagal lagi. Ia coba lagi usahanya yang ke-52. Jatuh lagi. Ia maju lagi untuk yang ke-53 kalinya. Gagal lagi. Selalu dan tetap seperti itu kejadiannya, hingga membuat Timur Leng tertawa lebar karena melihat tingkah sang semut yang konyol.

Seolah cuek dengan ledekan tawa dari Sang Kaisar, semut hitam itu terus mencoba dan mencoba lagi. Ia berusaha lagi untuk menaiki dinding kandang itu untuk yang ke-76 kalinya. Hasilnya sama, jatuh lagi. Dengan antusiasme yang samasekali tidak berubah sejak awal, semut itu mencoba lagi. Tapi lagi-lagi ia harus terjatuh untuk yang ke-77 kalinya. Keyakinannya tidak tergores sedikitpun, semut hitam itu bangkit lagi. Ia ambil remah makanannya, kemudian ia naik lagi untuk yang ke-78 kalinya. Namun ia gagal lagi. Meski terjatuh sampai 78 kali, semut itu tetap tidak mengubah fokus tujuannya. Dengan tetap membawa remah makanannya, ia coba lagi untuk yang ke-79 kalinya. Akhirnya sang semut berhasil membawa remah makanan itu mencapai puncak dinding!

Melihat usaha sang semut yang tak kenal lelah hingga berhasil itu, Timur Leng menjadi terbelalak dan terkesima. Seketika Sang Kaisar tersentak dan memperoleh inspirasi baru dari sang semut. Setelah keadaan di sekitar sudah aman, Timur Leng bergegas mengumpulkan pasukannya yang sudah tercerai-berai. Dia bangun kembali moral pasukannya dengan semangat membara, dan dia putuskan untuk berperang mati-matian. Alhasil, pasukan Timur Leng kemudian berhasil mengalahkan pasukan musuh yang saat itu jumlahnya jauh lebih besar. ***

Itulah yang membedakan karakter semut dengan lalat. Jika Anda memasukkan seekor semut ke dalam toples kaca, kemudian Anda tutup, semut itu akan terus bergerak mondar-mandir mencari jalan keluar. Semut akan terus berjuang sampai ia mati.

Beda halnya dengan lalat. Jika Anda masukkan seekor lalat ke dalam toples, kemudian Anda tutup, lalat itu akan berusaha terbang untuk keluar. Tapi itu hanya berlangsung sebentar saja. Setelah usahanya beberapa kali gagal karena terhalang penutup toples, maka lalat itu akan berhenti berusaha. Bahkan seandainya pun setelah itu Anda buka tutupnya, lalat itu tetap tidak akan pernah mau mencoba lagi. Pikiran seekor lalat berkata, "Saya sudah mencoba berkali-kali, tapi tidak bisa. Berarti saya memang tidak akan pernah berhasil."

"Di dunia ini tidak ada yang bisa menggantikan persistensi. Bakat tidak bisa; tidak ada yang aneh dari orang yang berbakat tapi gagal. Jenius tidak bisa; jenius yang tidak dihargai sudah seperti pepatah. Pendidikan tidak bisa; dunia ini penuh dengan orang berpendidikan tapi terabaikan. Hanya persistensi dan determinasi itulah yang sesungguhnya luar biasa." (Calvin Colidge, Presiden Amerika Serikat ke-30)
Back to top Go down
wwiranto
Kopral
Kopral
wwiranto


Male
Number of posts : 95
Age : 44
Lokasi : Manado
Job/hobbies : Area sales analyst Panamas
Registration date : 2008-09-04

Persistensi seekor semut Empty
PostSubject: Re: Persistensi seekor semut   Persistensi seekor semut EmptySun Feb 08, 2009 10:13 pm

bagus ceritanya, Kang Rudi. that's inspiring me...Thanks
Back to top Go down
http://www.wiranto.sampa.com
 
Persistensi seekor semut
Back to top 
Page 1 of 1

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Forum SMA 3 Bogor :: Serba Serbi :: Obrolan Santai-
Jump to: