nuzan
Kopral
Number of posts : 51
Registration date : 2008-07-01
 | | Subject: Hady Sutjipto: Kebangkrutan Menerpa Indonesia Akibat Kapitalisme Tue Jul 01, 2008 9:28 pm | |
| http://syabab.com/index.php?option=com_content&view=article&id=234:hady-sutjipto-kebangkrutan-menerpa-indonesia-akibat-kapitalisme&catid=26:ekonomi&Itemid=67 | Hady Sutjipto: Kebangkrutan Menerpa Indonesia Akibat Kapitalisme |  |  |  |
| Tuesday, 20 May 2008 20:13 |  Syabab.Com - Negeri Indonesia merupakan jamrud khatulistiwa, gemah ripah loh jinawi. Tetapi apa yang terjadi saat ini. Indonesia cenderung mengarah kebangkrutan bukan kebangkitan. Mulai dari bidang politik yang menjadikan hubungan penguasa dengan rakyat penuh dengan money politic dan demokrasi yang rusak hingga kebangkrutan baru, kenaikan BBM hingga 30 %. Rakyat miskin di negara yang kaya sumber daya alam. Kebangkrutan benar-benar menerpa negeri ini.
"Kalau kita mau jujur, pemerintahan kita ini bercorak kapitalistik. Negara kita, kalau bahasa ekonominya sebagai corporate base management. Gaya pemerintah mengelola negara seperti gaya pemerintah mengelola perusahaan, tidak mau rugi." kata Hady Suctipto pengamat ekonomi dari Universitas Islam Bandung (UNISBA) dalam sebuah Diskusi Publik Menuju Kebangkitan Indonesia, Selasa (20/05) di Bandung. Acara yang digelar oleh Hizbut Tahrir Jawa Barat ini dihadiri lebih dari 1000 jamaah yang memadari Masjid Istiqamah.
Menurut Hady Suctipto saat ini banyak undang-undang, baik undang-undang penanaman modal atau uu SDA, semuanya titipan asing dan pro kepada pelaku bisnis. Kebangkrutan baru ekonomi di negeri ini siap di depan yaitu rencana pemerintah menaikkan harga BBM 30 % Juni 2008. Pemerintah melakukan hal ini merupakan langkah terakhir, padahal menurut Hady langkah-langkah yang lain belum pernah dilakukan.
"APBN tertolong, tapi rakyat tidak tertolong." tegas Hady.
Adapun terkait pengelolaan sumber daya alam menurut Hady malah diserahkan kepada perusahaan-perusahaan asing.
"Kita punya minyak, kita tidak merasakan hasilnya. Istilahnya seperti ayam mati di lumbung padi. Sumber daya alam melimpah, tapi mengapa rakyat tidak bisa menikmati harga BBM yang murah? Minyak punya kita kok, justru yang menikmati malah orang asing," jelas Hady.
Dampak dari kenaikan ini tentu sangat besar. Diantaranya akan terjkadi kenaikan harga barang (sembako) dan jasa (tarif angkutan umum), PLN rencana menaikkan TDL, tarif tol Cikampek dan Bandara pun ikut naik, depresi masyarakat akan meningkat seperti meningkatnya kasus bunuh diri, serta PHK besar-besaran lebih 15,68 juta jiwa.
"Menaikkan harga BBM merupakan tindakan sewenang-wenang, zhalim dan tidak memperdulikan kesulitan masyarakat," papar Hady Sutcipto di hadapan lebih dari 1000 warga Jawa Barat di Masjid Istiqamah Bandung.
Menurutnya, menaikkan BBM bertentangan dengan syariat Islam karena membiarkan liberalisasi industri migas. Walhasil menaikkan BBM tiada lain menaikkan beban berat masyarakat.
Dosen Fakultas Ekonomi Unisba ini menawarkan solusi yang fundamental yakni dengan melakukan reformasi tata niafa minyak bumi dan gas. Terutama menghentikan pola kontrak bagi hasil dengan perusahaan asing serta mekanisme impor melalui brokers harus dihapus karena hanya menambah beban biaya.
Solusi yang paling utama yakni kembali kepada Islam. Diantaranya meneguhkan pengelolaan BBM oleh negara, karena BBM termasuk milik rakyat yang mestinya hasilnya kembali kepada rakyat. Hal tersebut katanya sesuai dengan hadits Nabi, “Kaum Muslim berserikat dalam tiga hal: air, padang gembalaan, dan api; harga (menjual-belikannya) adalah haram” (HR Ibn Majah).
Menurut Hady, kapitalis global makin mencengkeramkan kakinya di Indonesia. Menghisap habis kekayaan alam Indonesia. Mau tidak mau negeri ini harus membebaskan negeri ini dari penjajahan, dengan menegakkan sistem yang baik dan kepemimpinan yang baik.
"Kita tahu bersama, kapitalisme global ini demikian mencengkram Indonesia dan menghisap habis kekayaan Indonesia. Untuk membebaskan dan membangkitkan negeri ini harus menegakkan sistem yang baik, yaitu sistem dari Allah Swt," tegasnya lagi. [z/syabab.com]
|
| |
|
